Anak Pendiri Pdip

Anak Pendiri Pdip

Politikus sekaligus pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabam Sirait, meninggal dunia di usia 85 tahun pada Rabu (29/9).

"Telah berpulang ke rumah Bapa di Surga: Bapak Sabam Sirait, Rabu, 29 September 2021 pukul 22.37 WIB di RS Siloam Karawaci," demikian pernyataan keluarga Sabam Sirait.

Meski demikian, pihak keluarga tak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematian Sabam Sirait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabam meninggalkan istri, empat anak, dan delapan cucu.

Lahir di Tanjungbalai, Sumatera Utara, pada 13 Oktober 1936, Sabam mulai aktif di dunia politik sejak medio 1960-an.

Ia sempat menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Partai Kristen Indonesia (Parkindo) periode 1963-1967 dan resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Pada 10 Januari 1973, Sabam ikut mendirikan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dan menjadi sekjen partai tersebut selama tiga periode dari 1973 hingga 1986.

Setelah itu, ia mendirikan PDI Perjuangan pada September 1998. Ia lantas menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan pada 1998-2008.

Sebelum meninggal dunia, Sabam masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah RI periode 2019-2024.

Selama kariernya, Sabam juga pernah mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Utama.

Sabam Sirait adalah pendiri PDIP sekaligus ayah Maruarar Sirait (Ara).

Sang anak disentil Hasto Kristiyanto dan kini dilaporkan ke Bawaslu.

BANGKAPOS.COM - Inilah profil biodata Sabam Sirait, ayah Maruarar Sirait (Ara) yang merupakan seorang pendiri PDIP.

Sosok Sabam Sirait kembali jadi perbincangan saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyentil Maruarar Sirait.

Hasto menyentil Ara terkait kalimatnya terkait Pilkada DKI Jakarta.

Konteksnya adalah pernyataan Ara bahwa pasangan Pramono Anung-Rano Karno bakal ditinggalkan pendukung non muslim karena didukung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Sekjen PDIP tersebut pernyataan Maruarar Sirait yang biasa disapa Ara tersebut menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras dan antargolongan).

Hasto Kristiyanto pun mengaku akan mengirimkan buka karya Sabam Sirait yang berjudul 'Politik Itu Suci' karya Sabam Sirait kepada Maruarar Sirait sebagai hadiah.

Terlepas dari itu, siapa sebenarnya Sabam Sirait ayah Marauar Sirait ini lebih jauh?

Sabam Sirait adalah pendiri PDIP sekaligus ayah dari Maruarar Sirait atau Ara.

Ia merupakan politikus senior yang sudah malang melintang di parlemen.

Sabam Sirait meninggal di usia 85 tahun pada 29 September 2021 lalu.

Selama ini, Sabam Sirait dikenal luas sebagai politisi senior PDIP.

- Sinyal pencapresan Gubernur DKI dari PDIP semakin kuat, meski belum ada kepastian. Kali ini PDIP menyebut mantan wali kota Solo itu anak ideologis Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI pertama Soekarno.

"Kalau bicara soal Jokowi, dia lahir sebagai anak ideologis Bung Karno dan Ibu Mega. Bisa dilihat dari kekonsistenan dia," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait, kepada detikcom, Selasa (26/11/2013).

Sejauh ini Jokowi dinilai konsisten dalam memegang ideologi PDIP. Bahkan ketika parpol-parpol banyak yang meliriknya untuk dicapreskan, Jokowi masih menegaskan dirinya masih sebagai kader PDIP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesetiaan Jokowi terhadap PDIP semakin teruji, karena sampai saat ini PDIP belum memastikan pencapresannya. Meskipun hampir semua survei menunjukkan elektabilitasnya di atas angin.

"Di tengah pragmatisme politik sekarang, dia menegaskan bahwa dia masih kader PDIP. Pada saat belum ada kepastian dari PDIP, disaat banyak yang nawarin dia jadi capres dan cawapres. Kita menilai dia sangat loyal," terang Maruarar.

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Burhanudin Muhtadi yang merilis hasil surveinya pada Kamis (21/11), sudah menunjukkan Jokowi sebagai capres paling dikenal dan disukai. Tak hanya itu, Jokowi juga merupakan capres top of mind (paling dikenal). Pencapresan Jokowi juga diprediksi mampu mendongkrak suara PDIP menjadi pemenang Pemilu 2014.

TEMPO.CO, Jakarta - PDIP merayakan HUT PDIP ke-51, pada Rabu, 10 Januari 2023. PDIP merupakan cikal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Sukarno pada 4 Juli 1927. Dalam perkembangannya, PNI bergabung dengan Partai Musyawarah Rakyat Banyak, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Kristen Indonesia, dan Partai Katolik. Gabungan partai ini dinamakan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.

Mengacu pdiperjuanganlampung.id, PDI berubah nama menjadi PDIP atas usulan Megawati Soekarnoputri yang dideklarasikan pada 14 Februari 1999. Tidak hanya Megawati, terdapat beberapa tokoh lainnya yang menjadi tokoh awal pendiri PDIP sebagai berikut, yaitu:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kwik Kian Gie lahir pada 11 Januari 1935 di Pati, Jawa Tengah. Pada 1987, ia terjun dalam dunia politik bergabung dengan PDI di bawah pimpinan Soerjadi. Saat Megawati menjadi Ketum PDIP, ia diangkat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan aktif dalam tim Badan Penelitian dan Pengembangan partai. Selain itu, ia juga pernah diangkat sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Bahkan, ia pernah menentang rencana Megawati menerbitkan instruksi presiden tentang release and discharge.

Dilansir p2k.unkris.ac.id, Sophan Sophian lahir pada 26 April 1944 di Makassar. Ia memulai karier politik sebagai anggota DPR Orde Baru fraksi PDI. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP di MPR. Bahkan pada 2004, Gus Dur dan Sophan pernah digadang menjadi pasangan Presiden dan Wakil Presiden. Empat tahun kemudian, bintang film Widuri Kekasihku ini meninggal dunia karena kecelakaan motor ketika Touring Merah Putih memperingati 100 tahun kebangkitan nasional.

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, Mangara adalah saksi sejarah Megawati pada awal keputusannya terjun ke politik praktis, masuk PDI hingga turbulensi politik di masa orde baru. Pria kelahiran 19 April 1947 di Pematang Siantar ini adalah tangan kanan dan sahabat Megawati yang meyakininya akan memiliki agenda dan mimpi ketika terjun dalam dunia politik. Lalu, pada 3 Juni 2016, Mangara tutup usia setelah sepekan dirawat karena Myelodysplastic Syndrome.

Pemilik nama lengkap Soegeng Rahardjo Djarot ini lahir pada 22 Juli 1950 di Rangkasbitung yang merupakan pendiri Litbang PDIP. Namun, ia hengkang dengan mendirikan Partai Nasionalisme Bung Karno sekaligus menjadi ketua umum. Pada Pemilu 2004, ia mengajak rakyat tidak memilih Partai Golkar dan tidak menyetujui Megawati sebagai Ketum PDIP dua periode. Perihal kondisi politik dan ekonomi negara sekarang, ia menegaskan, Megawati tak layak lagi memimpin pemerintahan.

Sabam Sirait yang lahir pada 13 Oktober 1936 di Tanjungbalai, Sumatera Utara ini aktif dalam dunia politik sejak 1960-an. Ia sempat menjadi pejabat Sekjen Parkindo. Ia pun turut terlibat melakukan penggabungan menjadi PDI. Ia menjabat sebagai Sekjen PDI dan berkontribusi mendirikan PDIP. Sejak saat itu, ia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat PDIP hingga 2008. Lalu, pada 29 September 2021, ia meninggal dunia ketika berusia 85 tahun.

Panda Nababan lahir pada 13 Desember 1959 di Desa Purbatua, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Karier politik Panda dimulai ketika bergabung dengan PDI pada 1993. Ia pernah menjadi Ketua DPD PDI Sumatera Utara. Setelah perubahan nama menjadi PDIP, ia berperan sebagai politisi senior partai. Selain itu, ia pernah menduduki jabatan lain, seperti Ketua Badan Pertimbangan dan Pengawasan PDIP serta anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

RACHEL FARAHDIBA R  | PUTRI SAFIRA PITALOKA | WIDIARSI AGUSTINA | NAOMY A. NUGRAHENI | BUDIARTI UTAMI PUTRI | HENDRIK KHOIRUL MUHID I SDA

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan PDIP telah menunjuk Utut Adianto kembali menjabat Ketua Fraksi PDIP di DPR RI untuk periode 2024-2029.

"Kalau fraksi itu ketuanya Pak Utut," kata Said, Senin (7/10).

Said mengatakan Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI dijabat oleh Dolfie Othniel Frederic Palit. Kemudian Bendahara Fraksi PDIP di DPR dijabat Mochamad Herviano. Herviano merupakan anak dari Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Utut telah melenggang ke Parlemen Senayan sejak tahun 2009 lalu. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PDIP pada periode 2014-2019 kemudian Wakil Ketua Komisi X DPR.

Pada 20 Maret 2018, Utut diangkat menjadi Wakil Ketua DPR Bidang Akuntabilitas Keuangan Negara dan Badan Urusan Rumah Tangga.

Sementara Dolfie telah menjabat sebagai Anggota DPR-RI sejak 2009. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR pada 2021-2024 lalu.

Sementara Herviano merupakan Ketua Umum DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) periode 2021-2024, organisasi sayap pemuda PDIP. Ia terpilih sebagai anggota DPR-RI periode 2019-2024.

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP baru saja merayakan hari ulang tahun atau HUT PDIP ke-50 pada 10 Januari 2023 lalu. Partainya Megawati Soekarnoputri ini bercikal-bakal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Sukarno alias Bung Karno pada 4 Juli 1927 silam.

Setelah Soeharto naik takhta jadi Presiden, dia menghendaki sistem multipartai dihapuskan. PNI kemudian meleburkan diri menjadi satu partai bersama Partai Musyawarah Rakyat Banyak, Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Partai hasil fusi ini kemudian menamai diri sebagai Partai Demokrasi Indonesia. Hari peleburan, yakni 10 Januari 1973 ditandai sebagai momen kelahiran. Meski menjadi satu, namun terjadi konflik di tubuh partai. Partai ini kemudian diembel-embeli kata “Perjuangan” oleh Megawati agar bisa ikut Pemilu 1999.

Baca: Disebut Preman oleh Megawati, Berikut Profil FX Hadi Rudyatmo Eks Wali Kota Solo

Berikut beberapa tokoh pendiri PDI Perjuangan, dikutip dari berbagai sumber.

Kwik Kian Gie adalah seorang ahli ekonomi dan politikus Indonesia kelahiran 11 Januari 1935. Kwik boleh disebut sebagai salah satu pendiri PDIP. Dia pernah duduk di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) sekaligus menjadi salah satu Ketua DPP PDI.

Meski kini Kwik tak terlibat PDIP lagi, dulu dia dekat dengan Megawati. Bahkan, saat putri Sukarno itu hendak didepak dari PDI oleh pemerintahan, saat itu rezim Soeharto memang mencampuri urusan partai-partai, Kwik konsisten membela dan mendukung Megawati.

Runtuhnya Orde Baru Soeharto dan berdirinya era Reformasi menjadi kebangkitan bagi PDI. Setelah molting dengan nama baru PDI Perjuangan, Megawati dan kawan-kawan mendapatkan ruang gerak lebih bebas. Bahkan Kwik melaju ke Senayan sebagai anggota DPR RI.

Namun Kwik Kian Gie tampak menjaduh dari PDIP, bahkan pada Pilpres 2019 lalu, Kwik berseberangan dari PDIP dengan menjadi penasihat calon presiden Prabowo Subianto lawan Jokowi saat itu.

Sabam Sirait juga merupakan satu dari beberapa orang pendiri PDIP. Sosok kelahiran Tanjungbalai, Sumatera Utara, 13 Oktober 1936, ini aktif di perpolitikan sejak medio 1960-an. Ia sempat menjadi pejabat Sekretaris Jenderal Parkindo periode 1963-1967 dan resmi menjadi sekjen pada 1967-1973.

Saat sejumlah partai melakukan penggabungan pada 1973 menjadi PDI, Sabam turut terlibat sebagai pihak Parkindo. Di PDI Sabat menjabat sebagai sekjen partai selama tiga periode dari 1973 hingga 1986. Dia juga terlibat mendirikan PDIP pada September 1998. Kemudian, sejak saat itu Sabam menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP hingga 2008.

Sabam Sirait meninggal dunia di usia 85 tahun pada Rabu, 29 September 2021 lalu. Dia menghembuskan nafas terakhirnya di RS Siloam Karawaci. Meski demikian, pihak keluarga tak menjelaskan lebih lanjut penyebab kematiannya.

Sopan Sophiaan adalah seorang aktor, sutradara, produser dan politikus Indonesia keturunan Makassar, Sulawesi Selatan. Dia lahir pada 26 April 1944. Setelah banyak berkiprah di dunia perfilman, Sophan terjun ke panggung politik. Sophan boleh disebut sebagai salah satu pendiri PDIP. Dia telah menjadi anggota fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat pada masa Orde Baru yakni 1992-1997.

Dia juga masih aktif ketika PDI berubah jadi PDIP dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI. Salah satu manuver terkenalnya adalah ketika mengundurkan diri dari DPR pada awal 2002.

Sophan Sophiaan meninggal pada Sabtu, 17 Mei 2008 akibat terjatuh dari motor Harley-Davidson yang dikendarainya. Kala itu dia mengikuti acara touring Jalur Merah Putih 2008, memimpin konvoi melewati Ngawi, Jawa Timur menuju Kota Yogyakarta. Kecelakaan itu membuat kakinya patah. Saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, Sophan meninggal dunia.

Soegeng Rahardjo Djarot atau lebih dikenal dengan Eros Djarot merupakan sutradara, penulis lagu, penulis skenario dan politikus Indonesia. Dia adalah adik dari aktor, sutradara dan penulis skenario Indonesia, Slamet Rahardjo Djarot sekaligus ayah dari aktor Indonesia, Banyu Biru Djarot. Pria berkumis kelahiran Rangkasbitung, 22 Juli 1950 ini merupakan pendiri Litbang PDIP.

Hubungan baik itu kemudian renggang. Eros Djarot hengkang dari PDIP.  Ia mendirikan Partai Nasionalisme Bung Karno dan sebagai ketua umumnya. Pada Pemilu 2004, Eros  mengajak rakyat agar tidak memilih Partai Golkar dalam Pemilu 2004, karena Akbar telah divonis 3 tahun penjara karena kasus korupsi Bulog Rp 40 miliar. Eros juga menyerukan pada rakyat agar tidak memilih Megawati Soekarnoputri Ketua Umum DPP PDI Perjuangan sebagai presiden kedua kali periode 2004-2009.

Eros Djarot mengatakan mestinya Akbar punya rasa malu pada publik menyusul vonis tersebut, dengan cara mengundurkan diri dari Ketua DPR, karena ini menyangkut moral. "Bila tidak mundur, yang bersangkutan sungguh tidak bermoral," kata Eros, Kamis 12 September 2003. Perihal kondisi politik dan ekonomi negara saat ini, Eros Djarot menegaskan Megawati tak layak lagi memimpin pemerintahan republik ini. "Hanya orang gila saja yang masih menginginkan Megawati kembali memimpin negara ini," kata dia, saat itu.

HENDRIK KHOIRUL MUHID  I  SDA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

LDII PARADIGMA BARU (Lembaga Dakwah Islam Indonesia)

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) memiliki Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), Program kerja dan pengurus mulai dari tingkat Pusat sampai dengan tingkat Desa. LDII sudah tercatat di Badan Kesatuan Bangsa dan perlindungan Masyarakat (Bakesbang & Linmas) Departemen Dalam Negeri.

Berdirinya organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mulai didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI).

Pada musyawaroh besar (MUBES) YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI).

Pada musyawaroh besar (MUBES) LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jendral Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia.

Dari data-data tersebut bahwa Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) adalah suatu organisasi yang betul-betul resmi dan legal diakui oleh pemerintah yang sah mengikuti peraturan pemerintah nomor. 18 tahun 1985 tentang organisasi kemasyarakatan.

[1] “Dan hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan yang mengajak kepada kebajikan dan menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung” – [ Q.S. Ali Imron, ayat: 104 ]

[2] “Katakanlah ini lah jalan (agama)-ku, dan orang–orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah dan aku tiada termasuk golongan orang yang musyrik” – [ Q.S. Yusuf, ayat:108 ];

[3] “Serulah (semua manusia) kepada jalannya Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan yang lebih baik” – [ Q.S. An-Nahl, ayat 125 ].

Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Lembaga Dakwah Islam Indonesia mempunyai Visi sebagai berikut:

“Menjadi organisasi dakwah Islam yang profesional dan berwawasan luas, mampu membangun potensi insani dalam mewujudkan manusia Indonesia yang melaksanakan ibadah kepada Allah, menjalankan tugas sebagai hamba Allah untuk memakmurkan bumi dan membangun masyarakat madani yang kompetitif berbasis kejujuran, amanah, hemat, dan kerja keras, rukun, kompak, dan dapat bekerjasama yang baik”

Sejalan dengan visi organisasi tersebut, maka misi Lembaga Dakwah Islam Indonesia adalah:

“Memberikan konstribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negara melalui dakwah, pengkajian, pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan dan terintegrasi sesuai peran, posisi, tanggung jawab profesi sebagai komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”

Untuk pencapaian MISI LDII tersebut akan dilakukan dengan strategi sebagai berikut:

[1] Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dan meningkatkan kualitas sumberdaya pembangunan yang memiliki etos kerja produktif dan professional, yang memiliki kemampuan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan, dan berkemampuan manajemen;

[2] Memberdayakan dan menggerakkan potensi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan untuk beramal sholih melakukan pengabdian masyarakat di bidang sosial budaya, ekonomi dan politik;

[3] Menumbuhkembangkan kegiatan usaha dan kegiatan kewirausahaan dalam rangka pembenahan ekonomi umat sesuai tuntutan kebutuhan, baik pada sektor formal maupun informal melalui usaha bersama dan usaha koperasi, serta bentuk badan usaha lain;

[4] Mendorong pembangunan masyarakat madani [civil society] yang kompetitif, dengan tetap mengembangkan sikap persaudaraan [ukhuwwah] sesama umat manusia, komunitas muslim, serta bangsa dan negara, sikap kepekaan dan kesetiakawanan sosial, dan sikap terhadap peningkatan kesadaran hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta membangun dan memperkuat karakter bangsa;

[5] Meningkatkan advokasi, penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum, kewajiban azasi manusia [KAM], hak azasi manusia [HAM], dan tanggung-jawab azasi manusia [TAM] serta penanggulangan terhadap ancaman kepentinganpublik dan perusakan lingkungan

[6] Meningkatkan advokasi, penyadaran dan pemberdayaan masyarakat tentang pentingnya supremasi hukum, kewajiban azasi manusia [KAM], hak azasi manusia [HAM], dan tanggung-jawab azasi manusia [TAM] serta penanggulangan terhadap ancaman kepentinganpublik dan perusakan lingkungan

TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR

Sesuai dengan visi, misi, tugas pokok dan fungsinya, maka tujuan LDII adalah:

“Meningkatkan kualitas peradaban, hidup, harkat dan martabat kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta turut serta dalam pembangunan manusia Indonesia sutuhnya, yang dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa guna terwujudnya masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila, yang diridhoi Allah Subhanahu Wa ta’ala.”

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran sebagai berikut:

[1] Meningkatnya kegiatan dakwah Islam secara merata di seluruh tanah air;[2] Meningkatnya kualitas hidup masyarakat Islam secara merata;[3] Meningkatnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam secara merata;[4] Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat Islami;[5] Meningkatnya partisipasi masyarakat Islam dalam berbagai program pembangunan bangsa dan negara;[6] Meningkatnya kerukunan beragama dan kesetia-kawanan sosial.

Indikator dari masing-masing sasaran sebagai ukuran pencapaian antara lain:

[1] Indikator meningkatnya kegiatan dakwah Islam secara merata di seluruh tanah air;[2] Indikator meningkatnya kualitas hidup masyarakat Islam secara merata;[3] Indikator meningkatnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Islam secara merata;[4] Indikator meningkatnya kualitas sumberdaya manusia masyarakat Islami;[5] Indikator meningkatnya partisipasi masyarakat Islam dalam berbagai program pembangunan bangsa dan negara;[6] Indikator meningkatnya kerukunan beragama dan kesetiakawanan sosial.

Selama ini jajaran pimpinan LDII telah mengupayakan agar organisasi ini berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia, bukan saja pada klaster atau bidang keagamaan dan dakwah saja yang menjadi ruang lingkupnya (core competence-nya), tetapi juga merambah ke tujuh klaster lainnya yaitu kebangsaan, ekonomi, pendidikan, teknologi digital, kesehatan, energi, dan pangan.Pertama, Pada bidang keagamaan, LDII terus mengupayakan agar dakwah Islam merupakan hak setiap ummat Islam. Dengan demikian, LDII perlu memberi perhatian kepada kelompok-kelompok masyarakat marjinal yang selama ini kurang diperhatikan, seperti masyarakat di daerah terpencil dan perbatasan, penderita tuna rungu dan disabilitas lainnya, penderita kusta, dan narapidana.Kedua, Pada bidang kebangsaan, LDII akan terus mengupayakan bahwa Bahasa Indonesia merupakan aset pemersatu bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia perlu terus dibina dan dikembangkan.Ketiga, Pada bidang pendidikan, LDII akan terus membantu pemerintah dalam membangun sistem pendidikan yang fokus pada pendidikan karakter “Profesional Religius”, yang mengkombinasikan moral character dan performance character yang bersumber dari ajaran agama Islam dan nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Insya Allah dalam waktu dekat LDII akan segera melaunching platform pendidikan yang diberi nama Pondok Karakter.Keempat, pada bidang kesehatan, LDII akan terus mendorong program program pemerintah dalam penggunaan obat herbal, berdampingan dengan penggunaan obat konvensional, sehingga obat herbal bukan sebagai komplementary atau pelengkap, melainkan menjadi obat yang memiliki khasiat tersendiri.Kelima, pada bidang energi baru dan terbarukan, LDII akan terus mendorong agar energi baru dan terbarukan ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan, mengingat potensinya yang sungguh sangat massif di Indonesia, dan hingga saat ini, masih kurang dioptimalkan.Keenam, pada bidang perekonomian, LDII akan terus mendorong bahwa perekonomian seyogyanya disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan yang dapat diwujudkan melalui pengembangan ekonomi syariah, yang lebih menekankan kerjasama, bukan melulu persaingan bebas dalam mekanisme ekonomi pasar.Ketujuh, pada bidang penggunaan teknologi digital yang di Indonesia sangat massif dewasa ini, menjangkau seluruh lapisan masyarakat, maka LDII akan terus mengupayakan agar penggunaan teknologi digital hendaknya lebih diarahkan pada hal-hal yang sifatnya produktif dan positif, bukan hanya pada yang konsumtif. Dengan demikian, sisi negatif dari teknologi digital ini dapat dieliminir.Kedelapan, pada bidang pangan, LDII mendorong agar Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan. Untuk itu, lahan-lahan tidur yang tidak produktif seperti lahan gambut supaya diinovasi agar dapat menjadi lahan yang produktif, yang pada gilirannya dapat mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.

Chairul Tanjung, seorang pengusaha dan politikus Indonesia, mencapai puncak kesuksesan dengan total kekayaan mencapai US$4,7 miliar atau sekitar Rp73,42 triliun, menurut peringkat Forbes Real Time Billionaires. Chairul Tanjung dikenal karena keberhasilannya dalam mengelola bisnis yang melibatkan sejumlah sektor, termasuk media, ritel, keuangan, dan properti. Keberhasilannya dalam membentuk dan memimpin CT Corp, sebuah konglomerat dengan kepentingan di berbagai bidang industri utama, membuatnya menjadi salah satu tokoh bisnis terkemuka di Indonesia.

CT Corp, yang didirikan oleh Chairul Tanjung, merupakan konglomerat dengan dominasi bisnis di berbagai sektor utama di Indonesia. Dari sektor media dengan Trans Media dan Trans7, ritel dengan Transmart Carrefour dan Trans Fashion, hingga keuangan dengan Bank Mega dan Asuransi Mega, CT Corp menciptakan jejak sukses yang memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam perekonomian Indonesia. Keterlibatan Tanjung dalam bisnis properti, seperti CT Corp Property dan Hotel Trans Luxury, menandai kontribusinya dalam mengembangkan sektor properti di Indonesia.

Melalui kepemimpinannya di CT Corp, Tanjung telah menciptakan lapangan kerja, memberikan dampak positif dalam industri media, ritel, keuangan, dan properti, serta berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi negara. Dengan berbagai bisnisnya, Chairul Tanjung terus memainkan peran yang signifikan dalam membentuk dan memajukan landscape bisnis di Indonesia.